Selasa, 11 Desember 2012

Sosis Ndeso, Rasanya Enggak Katro!

BILA bicara sosis, dalam bayangan kita adalah olahan daging berbentuk bulat panjang. Namun yang ini beda, sosis yang disajikan berbentuk risoles, namanya Sosis Ndeso.

Lahirnya Sosis Ndeso ternyata punya cerita. Awalnya, makanan yang kerap disajikan di Klaten, Jawa Tengah, ini bukan merupakan makanan ringan, tapi justru menu dalam pesta pernikahan.

"Sosis Ndeso wajib disediakan bila ada yang menikah," kata Willy, Pemilik Sosis Ndeso.

Meski bentuknya mirip risoles, tetap saja ada yang berbeda. Isian Sosis Ndeso berupa irisan daging ayam, bukan daging sapi. Menurut Willy, pertimbangannya karena orang desa menilai daging ayam lebih murah ketimbang daging sapi. Belum lagi alasan pengolahan yang lebih sederhana, daging sapi harus digiling dahulu baru ditumis untuk dijadikan isian.

Langkah pertama membuat Sosis Ndeso adalah mengolah kulitnya. Bahan yang dipakai berupa tepung terigu, telur, dan air hingga kekentalannya cukup. Tambahkan bumbu agar rasanya gurih. Kemudian, cetak kulitnya dengan wajan antilengket di atas api sedang.

Untuk isiannya, siapkan daging ayam, wortel, serta daun bawang yang sudah dirajang halus. "Wortel supaya manis saat dimakan sementara daun bawang untuk memunculkan aroma wangi," ujarnya.

Isi kulit risoles dengan bahan isian lalu lipat persegi. Goreng di dalam minyak panas hingga cukup terendam. Jika sudah berwarna cokelat keemasan, angkat dan siap disajikan. Namanya boleh “ndeso”, tapi rasa Sosis Ndeso dijamin tidak katro alias kampungan.
  (ftr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar